PRAKTIKUM
I
TUBUH
MANUSIA
I.
TUJUAN
Mendapatkan
gambaran tentangberbagai organ dalam tubuh, system system fisiologik, organ
organ dalam dalam tiap system, dan letak serta posisi yang sering digunakan
dalam anatomi dan mengenal struktur dan fungsi unittubuhterkecil.
II.
PRINSIP
·
Mengidentifikasi organ
organ dalam tubuh manusia berdasarkan organ tubuh tikus
·
Prinsip difusi yang
merupakan perpindahan suatu zat dalam pelarut dari bagian konsentrasi tinggi
kebagian konsentrasi rendah.
III.
TEORI
Anatomi tubuh manusia saling
berhubungan antara bagian yang satu dengan lainnya. Struktur regional
mempelajari letak geografis bagian tubuh dan setiap region atau daerahnya
misalnya lengan, tungkai, kepala dan seterusnya. Struktur otot, tulang, saraf
dan pembuluh darah dapat dijumpai dalam sejumlah system jaringan yang berbeda.
Mempelajari letak dan hubungan satu bagian tubuh tidak dapat terpisah dari
pengamatan tentang kegunaan setiap struktur dan system jaringan struktur
tertentu yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Semua gambaran tubuh manusia
didasarkan pada orang berdiri tegak dengan ekstrimitas disamping tubuh dan
wajah serta telapak tangan mengarah ke depan. Bila tubuh berdiri tegak, tubuh
dalam keadaan keseimbangan labil karena bidang frontal yang melalui titik berat
dan garis berat badan berpindah ke titik berat cranium, torak dan pelvis ke
dorsal. Kaki melakukan tugas penting untuk menampung berat badan serta
mempertahankan keseimbangan labil dan mendorong berat badan ke depan pada waktu
berjalan (Syaifuddin, 2009).
Menurut
Shidiqwidianto (2009) bagian-bagian tubuh digambarkan melalui bidang-bidang
imaginer :
a. Bidang
median sagital : vertikal pertengahan tubuh, membagi sisi kiri dan kanan.
b. Bidang para
median : disamping bagian median dan sejajar dengannya
c. Bidang
Kronal : vertikal, tegaqk lurus dengan bidang median, membagi sisi depan
dan belakang.
d.
Bidang horizontal / tranversal : tegak lurus dengan bidang median dan koronal
membagi tubuh menjadi bagian atas bawah
Supaya dapat mengenali daerah
tubuh secara tepat, kita menggunakan istilah anatomi yang didefinisikan secara
jelas. Istilah-istilah ini merujuk pada tubuh dalam posisi anatomi – berdiri
tegak, emghadap ke depan, lengan ke bawah, telapak tangan menghadap ke depan.
Dalam posisi ini, istilah-istilah berikut digunakan (Pack, 2003).
Istilah interna dan externa
digunakan untuk melukiskan jarak relative sebuah organ atau struktur terhadap
pusat sebuah rongga. Iga-iga misalnya mempunyai permukaan interna yaitu yang
menghadap ke dalam rongga dada dan permukaan eksterna ke sebelah luar. Istilah
superficial (di permukaan) dan profunda (dalam) digunakan untuk menunjukkan
jarak relative dari permukaan tubuh. Dan istilah superior dan inferior
menunjukkan letak relatif tinggi atau rendah, khususnya dalam perbandingan
dengan badan, seperti permukaan superior dan inferior dari klavikula (tulang
selangka). Istilah anterior dan posterior merupakan sinonim dari ventral dan
dorsal. Istilah-istilah ini hanya digunakan untuk orang dalam keadaan berdiri tegak
atau posisi anatomi (Pearce, 2006).
Superior (=atas) atau kranial : lebih dekat pada kepala. Contoh: Mulut terletak
superior terhadap dagu. Inferior (=bawah) atau kaudal : lebih
dekat pada kaki. Contoh: Pusar terletak inferior terhadap payudara. Anterior
(=depan) : lebih dekat ke depan. Contoh: Lambung terletak anterior terhadap
limpa. Posterior (=belakang) : lebih dekat ke belakang. Contoh: Jatung
terletak posterior terhadap tulang rusuk. Superfisial : lebih dekat ke /
di permukaan. Contoh: Otot kaki terletak superfisial dari tulangnya. Profunda
: lebih jauh dari permukaan. Contoh: Tulang hasta dan pengumpil terletak lebih
profunda dari otot lengan bawah. Medial (=dalam) : lebih dekat ke bidang
median. Contoh: Jari manis terletak medial
terhadap jari jempol. Lateral (=luar) : menjauhi bidang median. Contoh: Telinga terletak lateral terhadap
mata. Proksimal (=atas) : lebih dekat dengan batang tubuh / pangkal. Contoh: Siku terletak proksimal
terhadap telapak tangan (Sitekno, 2010).
Menurut Pagarra
(2009), istilah yang berkenaan dengan penampang atau bidang, yaitu:
a. Bidang median yaitu bidang membujur
dari depan ke belakang yang membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan secara
seimbang.
b. Bidang sagital
/ para sagital yaitu bidang membujur yang sejajar bidang median.
c. Bidang coronal / frontal yaitu
bidang membujur dari samping kiri ke kanan yang membagi tubuh menjadi belahan
depan dan belakang secara seimbang dan tegak lurus dengan bidang median.
d. Bidang transversal / horizontal yaitu bidang meintang
yang membagi belahan atas dan bawah. Belahan ini tegak lurus dengan bidang
median dan coronal.
e. Bidang longitudinal yaitu bidang
yang mengikuti dimensi terpanjang dari organ dan tegak lurus terhadap bidang
transversal.
f. Bidang oblique (serong) yaitu bidang
yang membuat sudut lebih kecil atau lebih besar dengan bidang transversal
Potongan tubuh dan
bagian-bagiannya digunakan untuk menggambarkan tubuh atau organ yang terbagi
menjadi dua bagian. Potongan sagital membagi tubuh atau organ secara vertical
menjadi bagian kiri dan kanan. Jika bagian kiri dann kanan sama, maka potongan
itu disebut potongan midsagital; jika tidak, potongan tersebut disebut potongan
parasagital,, potongan frontal (koronal) membagi tubuh atau organ secara
vertical menjadi dua bagian tubuh yaitu bagian depan dan belakang, potongan
horizontal (melintang) membagi tubuh secara horizontal menjadi bagian atas dan
bawah (Pack, 2003).
Letak berbagai bagian tubuh
dilukiskan dengan membuat perbandingan pada garis-garis dan bidang-bidang
khayal misalnya bidang medial yang melalui sumbu tengah tubuh. Struktur yang
letaknya lebih dekat pada bidang median tubuh daripada struktur lain dikatakan
medial terhadap yang lain. Misalnya otot pangkal paha yang terletak di sebelah
dalam paha adalah medial terhadap kelompok lainnya yang berada di sebelah luar
yang disebut lateral. Karena itu sisi dalam paha disebut aspek medial dan sisi
luar disebut aspek lateral (Pearce, 2009).
Menurut Bryna (2010), dalam
mempelajari anatomi, kita menggunakan istilah-istilah yang telah lazim
dipakai dan disepakati bersama diseluruh dunia. Didalam ilmu anatomi, kita
menentukan bahwa posisi anatomis tubuh adalah berdiri tegak, tungkai rapat dan
kedua lengan disamping dengan telapak tangan menghadap kedepan. Terminologi
untuk menunjukkan arah atau tempat :
1.
Superior
(cranial)
: lebih kearah atas (kepala)
2.
Inferior
(caudal)
: lebih kearah bawah (ekor)
3.
Medial
: kearah garis tengah
4.
Lateral
: menjauhi garis tengah
5.
Ventral
(anterior)
: kearah perut (depan)
6.
Dorsal
: kearah punggung (belakang)
7.
Dextra
: kanan
8.
Sinistra
: kiri
9.
Proximal
: mendekati pangkal
10.
Distal
: mendekati ujung
11.
Superfisial
: kearah permukaan
12.
Profundus
: lebih kearah dalam
Macam-Macam Dan Jenis-Jenis Sistem Pada Tubuh
Manusia :
1. Sistem
Ekskresi
Sistem ekskresi berfungsi untuk memindahkan hasil metabolisme yang sudah
tidak diperlukan ke luar tubuh sehingga sel-sel tubuh dapat menjaga
keseimbangannya terhadap lingkungan. Terdiri atas ginjal, paru-paru (karbon
dioksida), hati (racun) dan kulit (keringat).
2. Sistem
Pernapasan / Sistem Pernafasan
Sistem pernapasan adalah sistem yang memiliki fungsi untuk mengambil
oksigen, menyediakan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida ke luar tubuh.
Terdiri dari hidung, faring, laring, trakea / trakhea, bronki dan paru-paru.
3. Sistem
Pencernaan
Sistem perncernaan adalah sistem yang berfungsi untuk melakukan proses
makanan sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel tubuh secara fisika
maupun secara kimia. Terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, rektum, hati
dan pankreas.
4. Sistem
Peredaran / Transportasi
Sistem peredaran atau sistem transportasi adalah sistem yang memiliki
fungsi untuk menjaga tubuh dari penyakit, menyebar sari makanan dan oksigen ke
seluruh tubuh serta mengangkut zat-zat sisa ke luar tubuh. Terdiri atas
jantung, pembuluh arteri, pembuluh vena, pembuluh kapiler, pembuluh getah
bening (limfatik) dan kelenjar limfe.
5. Sistem
Reproduksi
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak.
Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya.
6. Sistem
Otot
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fugnsi seperti untuk alat
gerak, menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos,
otot jantung dan otot rangka.
7. Sistem
Syaraf/ Sistem Saraf
Sistem saraf adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menerima dan
merespon rangsangan. Terdiri dari otak, saraf tulang belakang, simpul-simpul
syaraf dan serabut syaraf.
8. Sistem
Endoktrin
Sistem endoktrin adalah sistem yang berfungsi untuk memproduksi hormon
yang mengatur aktivitas tubuh. Terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar
hipofisa/putuitari, kelenjar pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal,
kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu.
9. Sistem
Rangka
Sistem adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral,
tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh
yang lunak dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang
belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang
angota badan atas dan bawah.
Macam macam
sistem pada tubuh tikus :
1.
Sistem Pencenaan
Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan atau
kelenjar-kelenjar yang berhubungan, fungsinya untuk :
a). Ingesti dan Digesti
makanan.
b). Absorbsi sari makanan.
c). Eliminasi sisa makanan.
Langkah-langkah
pproses pencernaan makanan :
1). Pencernaan di mulut dan di rongga
mulut,makanan di giling menjadi kecil-kecil oleh gigi dan di basahi oleh saliva.
2).
Disalurkan melalui foring dan asophogus.
3). Pencernaan di lambung dan di usus halus.
Dalam usus halus diubah menjadi asm-asam amino, monosakarida, gliserida, dan
unsur-unsur dasar yang lain.
4). Absorsi air dlam usus besar akibatnya, isi yang
tidak dicerna menjadi setengah padat (feses).
5). Feces dikeluarkan dari dalam tubuh melalui kloaka
(bila ada) kemudian ke anus. (Iqbal ,
2007)
2.
Sistem Eksresi
Sistem ekskresi mamalia hampir sam dengan
manusia, tetapi sedikit berbeda yang di sebabkan oleh liingkun tempat
tinggalnya. Paru-paru terletak di dalam rongga dada, di lindungi oleh struktur
selangka dan di selaputi karung di dinding dikenal sebagai pelura. Bernafas
kebanyakan dilakukan olh diagfragama paru-paru berada mengembang. Sangkar
selangka juga boleh menguncup sedikit ini menyebabkan udara tertarik ke dalam
keluar paru-paru melalui frakhea dan broknial tubes yang bercabang dan
mempunyai alveolus di ujung yaitu karung kecil di kapilari yang penuhi darah.
disini oksigen meresap banyak masuk kedalam darah, dimana akan di angkut oleh
hemoglobin. (Ka ,462, 2008).
3.
Sistem Reproduksi
Tahap
pembentukan spematozoa di bagi atas 3 tahap yaitu :
1.
Spermatogenesis.
Meupakan tahap spermatogenea yang mengalami mitosis
berkali-kali yang akan menjadi spermatosot primer. Spermatosit primer
mengandung kromosom diploid (2n) pada inti sel nya dan mengalami meiosis. Satu
spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit skunder.
2. Tahapan
meiosis
Spermatosid primer, menjauh dari lamina basalis,
sitoplasma makin banyak dan segera mengalami meiosis 1, yang kemudian diikuti
dengan meiosis 2.
3. Tahapan
spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa
yang memiliki 4 fase yaitu fase golgi, fase tulup, fase akrosom, dan fase
pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa masuk. (Iqbal, 2008)
IV.
ALAT DAN BAHAN
1.ALAT
ü Batang
pengaduk
ü Alat
untuk melubangi
ü Model
anatommi manusia
ü Gelas
gelas piala 50 ml dan 100 ml
ü Stopwatch
ü Lemmpeng
kaca
ü Surgical
scissor
ü Hand
gloves
ü Pisau
bedah
ü Anatomy
pinset
ü Papan
berlin
ü Paku
/ jarum
ü Spatel
2. BAHAN
ü Tiku
putih betina
ü Anaestetika
ü Preparet
awetan sel
ü Kristal
KMnO4
ü Metil
red
ü Air
dingin
ü Air
panas
ü Agar
V.
PROSEDUR TOPOGRAFI TIKUS
Langkah pertama yang dilakukan yaitu
di ambil tikus putih kemudian dimatikan dengan cara dibius menggunakan
kloroform, tikus putih tersebut di masukan kedalam toples yang berisi kapas
yang telah diberi kloroform sebelumnya, kemudian toples ditutup hingga tikus
tersebut lemas dan mati, setelah tikus tersebut mati, kemudian diletakan diatas
penampang yang terbuat dari lilin serta kaki dan tangannya ditusuk menggunakan
paku, kemudian dibuat guntingan midsagital dalam sepanjang daerah abdomen,
setalah itu kulit digunting secara lateral pada bagian anterior dan posterior
dari torehan midsagital tadi sehingga seluruh otot torso dipamerkan,langkah
selanjutnya yaitu ujung gunting ditusukan dengan hati-hati kedalam otot abdomen
inferior dan buatkan torehan sepanjang
rongga abdomen, setelah itu dibuat torehan lateral agar organ dalam
tubuh tikus dapat diamati , langkah selanjutnya yaitu dilakukan pemisahan
antara satu organ dengan organ lainnya diamati dan diambil gambarnya serta
dibandingkan dengan organ-organ dalam tubuh manusia.
Difusi sederhana
Disediakan 4 gelas beaker dengan
masing-masing 2 gelas beaker di isi dengan air hangat dan 2 gelas beaker di isi dengan air dingin. Lalu dimasukan
sedikit KMnO4 kedalam 1 gelas beaker yang di isi air hangat dan 1 gelas beaker yang di isi air
dingin dan langsung di hitung waktu larut
dengan stopwatch.
Lalu dimasukan sedikit metil red
kedalam 1 gelas beaker yang di isi air hangat
dan 1 gelas beaker yang di isi air dingin dan langsung di hitung waktu larut dengan
stopwatch.
VI.
DATA PENGAMATAN
1. Organ-organ
tikus
ORGAN
|
TIKUS
|
MANUSIA
|
USUS BESAR
|
ü
|
ü
|
USUS HALUS
|
ü
|
ü
|
PARU-PARU
|
ü
|
ü
|
JANTUNG
|
ü
|
ü
|
DIAGFRAGMA
|
ü
|
ü
|
GINJAL
|
ü
|
ü
|
HATI
|
8
LOBUS
|
2
LOBUS
|
KANTUNG EMPEDU
|
ü
|
ü
|
PANKREAS
|
ü
|
ü
|
JANTUNG
|
ü
|
ü
|
LAMBUNG
|
ü
|
ü
|
OVARIUM
|
ü
|
ü
|
REKTUM
|
ü
|
ü
|
VII.
PEMBAHASAN
1. Pembahasan
pembedahan tikus
Pada pratikum kali ini yaitu
pengenalan tentang berbagai organ dalam tubuh serta pengenalan mengenai
struktur dan fungsi unit tubuh terkecil atau sel, dimana dalam pratikum kali
ini dilakukan pembedahan terhadap seekor tikus, pembedahan dilakukan terhadap
seekor tikus karena tikus memiliki organ yang membentuk suatu sistem yang
letaknya dapat diketahui melalui
terminologi anatomi, sama halnya dengan manusia, selain itu juga reaksi- reaksi
di dalam tubuh tikus lebih sesuai dengan manusia sehingga hasilnya akan lebih
cocok dari pada menggunakan spesies lain, alasan lain dipilihnya tikus sebagai
hewan percobaan yaitu karena tikus merupakan hewan noctural atau hewan yang
aktif di malam hari dan tidur pada siang hari sehingga lebih memudahkan dalam
proses pembedahan.
Dalam pratikum ini dilakukan
pembedahan terhadap tikus, sehinnga kita dapat membandingkan antara organ-organ
tikus yang telah diamati saat pembedahan dengan organ-organ manusia. Pembedahan
yang bagus yaitu tidak terdapatnya darah saat pembedahan. Sayatan jangan
terlalu dalam harus sangat hati-hati agar peredaran darah yang terdapat di
kulit tidak terpotong dan organ-organ dalam tidak tertusuk.
Berdasarkan pengamatan didapatkan
data-data sebagai berikut, pada tikus yang diamati didapatkan beberapa
perbedaan struktur dengan stuktur manusia diantaranya pada tikus yang diamati
posisi ginjal kanan lebih tinggi dari ginjal kiri ini diakibatkan karena ginjal kiri terdesak
oleh lambung yang berada diatasnya,
sedangkan berdasarkan teoritis posisi ginjal kiri manusia lebih tinggi
dibandingkan ginjal kanan hal ini diakibatkan karena posisi hati yang berada
diatas ginjal kanan, sehingga ginjal kanan tersebut terdesak oleh posisi hati
yang berada diatasnya. Organ selanjutnya yaitu hati, pada tikus yang diamati
ditemukan 8 lobus hati dan di salah satu lobus tersebut terdapat gelembung
putih, gelembung putih ini timbul atau diakibatkan karena efek dari kloroform
pada saat pembiusan, sedangkan menurut teoritis manusia hanya memiliki 2 lobus
hati, hal ini disebabkan karena tikus tidak memiliki kantung empedu, namun pada
saat pembedahan terhadap tikus percobaan didapatkan /terdapat kantung empedu,
namun sepertinya hal ini terjadi Karena kesalahan saat pengamatan karena jika
benar tikus tersebut memiliki kantung empedu
maka lobus hati yang dimilikinya tidak mungkin berjumlah 8 organ
selanjutnya yang ditemukan yaitu 2 lobus paru-paru yang dilindungi oleh
diafragma paru-paru tikus pun berada dalam rongga torak, serta menutupi
jantung, organ selanjutnya yang ditemukan yaitu jantung sama halnya dengan
jantung manusia, jantung tikus pun berada didalam rongga dada(torak ). Organ
selanjutnya yang ditemukan yaitu usus halus sama halnya dengan usus halus
manusia, usus halus dari tikus percobaan pun memiliki 3 bagian yang memilki
susunan seperti susunan usus halus pada
manusia yaitu duodenum atau usus dua belas jari, duodenum ini terletak dibawah
lambung atau juga merupakan organ yang menyambungkan lambung dengan usus kosong
(jejunum), bagian usus halus yang ke dua yaitu jejunum, jejunum ini merupakan
bagian kelanjutan dari duodenum (usus 12 jari), bagian yang usus halus yang
ketiga yaitu ileum, ileum ini merupakan kelanjutan dari duodenum hingga menyatu
dengan usus besar, organ selanjutnya yang ditemukan yaitu usus besar, usus
besar pada tikus percobaan memilki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan usus halus
serta tidak memiliki lipatan-lipatan, sama halnya seperti usus besar pada
manusia. Organ selanjutnya yang didapatkan yaitu ovarium dengan nya ovarium ini
maka dapat dipastikan bahwa tikus yang digunakan saat percobaan merupakan tikus
betina.
Dari hasil pratikum kali ini hanya
didapatkan beberapa organ saja, tidak semua organ dalam tubuh tikus dapat
diamati karena ada peraturan-peraturan yang tidak membolehkan untuk melakukan
pembedahan secara sembarangan maka dari itu organ-organ tikus yang dapat
diamati hanya organ-organ yang dapat terlihat oleh kasat mata, seperti
organ-organ yang berada di rongga dada dan rongga perut, sehingga hasil
pengamatan dari pembedahan tikus pada percobaan kali ini pun hanya didapatkan
organ-organ yang berada di rongga dada yaitu jantung dan paru-paru, serta organ
yang berada di dalam rongga perut yaitu hati, lambung, ginjal, pankreas, usus besar,
usus halus, serta rectum.
VIII. KESIMPULAN
v Ada
beberapa perbedaan antara organ dalam tubuh manusia dan tubuh tikus
diantaranya, tikus memiliki beberapa lobus hati (8 lobus) sedangkan manusia
hanya memiliki 2 lobus hati.
v Tikus
tidak memilki kantung empedu sehingga menyebabkan terbentuknya banyak lobus hati
v Kloroform
dapat menyebabkan kerusakan pada hati ini dibuktikan dengan terbentuknya
gelembung pada hati tikus sesaat setelah tikus tersebut dibius dengan
kloroform.
v Dalam
difusi sederhana faktor suhu,ukuran partikel dan percobaan yang melakukan
pengadukan dan yang tidak melakukan pengadukan sangat mempengaruhi dalam
kecepatan kelarutan.
DAFTAR
PUSTAKA
Bryna. 2010. Dibalik Tubuh
Manusia. http:///
/anatomi-dan-fisiologi-manusia/
tubuh/fullh0Lideii.Blog-Archivedibaliktubuhmanusia.htm. Diakses pada
tanggal 19 November 2010.
Pack, Phillip E. 2003. Anatomi
Dan Fisiologi. Bandung: Pakar Raya.
Pagarra, Halifah, Adnan. 2009.
Struktur Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi
Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Pearce, Evelyn C. 2006. Anatomi
Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia.
Shidiqwidianto. 2009. Anatomi
Dasar Tubuh manusia. http://
anatomi-dan-fisiologi-manusia// ShidiqWidiyanto.htm. Diakses pada
tanggal 19 November 2010.
Sitekno. 2010. Anatomi
Fisiologi. http://berbagi-sehat.com/article/10410/anatomi-fisiologi.html. Diakses pada tanggal 19 November 2010.
Syaifuddin. 2006. Anatomi
Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Syaifuddin. 2009. Anatomi
Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Wulangi, Kartolo S. 1993. Prinsip-Prinsip
Fisiologi Hewan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan
Tinggi.